Minggu, 23 November 2014

Perpisahan



Description: http://cerdasmulia.net/circle2/wp-content/uploads/2014/11/perpisahan2.jpg
 Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. Itu udah mutlak terjadi di dunia yang fana ini. Kadang sebagian besar orang termasuk saya pun menyesalkan mengapa musti ada perpisahan?. Karena setiap perpisahan pasti menyisakan kesedihan. Tetapi, siap atau tidak siap, mau tidak mau perpisahan akan selalu ada. Yang tersisa hanyalah sebuah kenangan.
Semasa kuliah dulu adalah perpisahan yang terjadi untuk kesekian kalinya dalam kehidupanku. Walaupun sudah biasa merasakan apa yang namanya perpisahan tapi hati tetap saja tidak rela dan sedih. Bagaimana tidak sedih, sahabat yang sudah kenal selama 3 tahun seperti keluarga, suka dan duka bersama harus berpisah setelah wisuda. Kampus yang sudah seperti rumah sendiri juga harus aku tinggalkan.
Masih segar diingatanku tahun 2010 yang lalu aku menjalani ospek sebagai mahasiswa baru di kampusku tercinta di Semarang. Dari pagi hingga sore aku menjalani ospek di lapangan sepanjang hari yang panasnya tiada tara. Setelah selesai ospek baru tersadar saat kulit jadi hitam legam karena gosong terkena sengatan matahari.
Disana aku melihat dan berkenalan dengan orang-orang yang awalnya asing bagiku sampai kemudian menjadi akrab. Dosen-dosen yang awalnya adalah seseorang yang seram bagiku ternyata tidak, hehe. Makin lama aku semakin mengenal tabiat para dosen dan teman-temanku. Ada soen yang baik, perhatian, tetapi ada juga dosen yang tegas, disiplin dan galak begitu pula ada teman yang baik, dan ada juga teman yang tidak baik. Yahh semuanya berkumpul menajdi satu di kampusku tercinta. Kelasku AB-C dari tingkat 1 sampai tingkat 3 tidak pernah berubah, karen asistem perkuliahan di kampusku itu paketan. Seperti anak SMA, berangkat pukul tujuh dan pulang pukul 2 siang. Kalau ikut organisasi kampus ya pulangnya agak sore. Setiap hari ada saja tugas yang diberi oleh para dosen. Ada tugas kelompok ada juga tugas pribadi yang membikin pusing tujuh keliling. Bila tiba saatnya ada tugas kelompok, maka aku dan teman-temanku mengerjakan di kos salah satu anggota kelompok. Yang wajib ada dalam mengerjakan tugas kelompok adalah laptop dan makanan. Kalau sedang bosan mengerjakan tugas biasanya pada liat film. Alhasil prosentase mengerjakan tugasnya 40 % sedangkan menonotn filmnya dan makannya 60% wahahaha.
Jika sedang memasuki masa ujian baik ujian harian maupun semester kami selalu kompak, haha. Lirik kanan kiri. Bila sedang mengerjakan tugas harian juga seperti itu, tergantung yang mengawasi tentunya. Slogan terpopuler anak mahasiswa itu “tempat duduk mempengaruhi prestasi” hahahaha. Geli rasanya bila mengingat hal itu.
Di kampusku aku mempunyai sahabat yang kami menamainya “Wansvri” = Winda, Ana,Nadhir, Stevi, Vian, Rahma, Ika. Suka dan suka semasa kuliah kami jalani bersama sampai pada akhirnya waktu juga yang memisahkan kami. Sedih sekali berpisah dengan sahabat-sahabat seperti mereka. Winda yang keibuan paling enak diajak curhat, Stevi yang tegas dan pintar ceramah (hihi), Nadhir yang pintar dan serius, Vian yang bawel dan lucu, Rahma yang feminim banget dan halus, Ika yang pintar bahasa inggris. Selain itu teman AB-C yang super kocak dan bandel seangkatan, dimana kelasku ini dikenala sebagai kelas paling terbanyak kompen (hukuman yang diberikan untuk mahasiswa yang banyak ketidakhadirannya). Aku sayang semuanya, mendoakan semuanya mendapatkan kehidupan yang terbaik. Aamiin.

Mau jadi apa kita kelak?

Mau jadi apa kita kelak? Mungkin adalah yang terpikirkan di benak kita. Bila seorang anak SD ditanya “mau jadi apa kamu kelak?” maka, dengan semangat anak SD pun akan menjawab bermacam-macam jawaban. Ada yang bilang mau jadi astronot, pilot, guru, dokter, polisi, tentara, dll. Semuanya terdengar profesi yang menyenangkan di mata anak kecil.
Semakin kita besar, impian yang kita impikan sejak kecil itu ada yang masih mengejarnya, tetapi ada juga yang mengurungkan niatnya tersebut karena suatau hal. Kebanyakan karena kita berpikir, tidak bakal bisa menggapai impian kita di masa ekcil, karena impian itu menjadi suatu yang mustahil untuk diwujudkan seiring berjalannya waktu. Alasannya pun bermacam-macam. Ada yang karena merasa tidak cocok dengan impian itu, ada yang karena alasan nilai yang didapat selama di bangku sekolah tidak mumpuni untuk dilanjutkan bersekolah di jurusan yang diimpikan ada pula yang karena faktor biaya. Sedih memang, tetapi mau bagaimana lagi.
Pada akhirnya diantara kita ada yang setelah lulus SMA melanjutkan ke bangku kuliah, tetapi ada juga yang memilih untuk bekerja karena alasan ekonomi. Yang melanjutkan bangku kuliah pasti juga akan ditanya lagi oleh dosen atau orang tua, atau diri sendiri. “mau jadi apa kamu kelak?”. Lalu apa jawabannya? Kita sudah tidak bersemangat lagi bila ditanya mengenai impian.
“Ya, nanti coba daftar-daftar di di perusahaan yang buka lowongan”
Atau “Nanti coba daftar cpns”.
Hmm..semakin tidak jelas.
Untuk menghindari pikiran impian yang tidak jelas itu, maka apa yang seharusnya kita lakukan kawan?
Pertama pasti berdoa untuk masa depan yang lebih baik, kedua belajar yang tekun untuk mendapatkan IPK yang tinggi dan prestasi yang banyak, selain itu jangan lupa juga mengikuti organisasi kampus.  Apakah itu cukup? Belum.
Kita juga harus menyiapkan mental menghadapi persaingan di dunia kerja yang semakin sulit, apalagi sebentar lagi negara indonesia akan menghadapi era globalisasi. Kita harus bisa bersaing dengan negara lain. Ayo semangat menggapai impian,demi masa depan yang cerah..

Iklan

thanks

Template by:

Free Blog Templates