Tas sudah menjadi bagian dari gaya hidup kita. Tapi tahukah anda
awal mula diciptakan tas ini? Apabila anda belum mengetahuinya,a da
baiknya kamu membaca artikel berikut.
Tas sebenarnya sudah ada sejak dulu. Namun tas baru terkenal
kira-kira setelah Perang Dunia Kedua, dimana saat itu terdapat banyak
iklan di majalah-majalah untuk memperkenalkan tas dengan berbagai model
dan gaya.
Tas pertama kali dikenal oleh masyarakat dunia sebagai pembungkus
roti. Lalu tas yang terbuat dari bahan plastik mulai beredar dipasaran
lebih dari 25 sampai 35 persen. Seiring dengan berkembangnya zaman,
plastik dikenalkan ke supermarket sebagai alternatif pengganti kantong
kertas.
Pada saat perang dunia tersebut, tas yang dibuat masih berasal dari
bahan yang sederhana seperti vinyl, kain, dan bahan kulit sintetis.
Untuk menjaga kekurangan bahan kulit, maka lebih dari 60% bahan yang
digunakan adalah imitasi atau tiruan. Jika bahan asli kulit tidak
tersedia lagi, kulit imitasi bisa menjadi alternatif lain. Selain
bahan-bahan tas tersebut, kertas tebal juga telah digunakan dalam
pembuatan tas. Hal ini bisa dilihat dari kehidupan orang Cina pada zaman
Dinasti Tang, yang biasa menggunakan tas dari kertas (paperbag) untuk
menyimpan teh maupun membawa dan menyimpan barang lainnya.
Ironisnya, ‘tas’ istilah ini awalnya diciptakan untuk tas kulit
dilakukan oleh laki-laki pada pergantian abad ke-20. Tidak sampai tahun
1920 bahwa istilah itu datang ke tempat yang selayaknya dan menjadi
wanita tas kenal dan cinta ini. Tas ini dirancang untuk wanita tahun
1920 karena dia butuh sesuatu untuk membawa barang miliknya masuk. Dalam
masa itu gaun-gaun itu skimpier dan saku-bebas, dan perempuan telah
berkembang kemerdekaan yang berarti mereka mulai bepergian tanpa
laki-laki atau hamba untuk membawa barang-barang mereka.Sejak itu, tas telah menjadi pokok fashion dan pergi tangan-di-tangan, atau bahu-ke-bahu, dengan tren dan mode yang terus berubah. Dengan kebanyakan desain, bahan dan ukuran yang tersedia, kebanyakan wanita memiliki tas yang sesuai dengan hampir setiap kesempatan.
0 komentar:
Posting Komentar